PERMAINAN TRADISIONAL


AREK ARPHEDALLAS MENUMBUHKAN KEMBALI SEMANGAT KEBERSAMAAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

Malang, 19 Agustus 2019 Arek Arphedallas menggelar permainan tradisional. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-74 dan dalam rangka mengenalkan kembali permainan tradisional yang sudah mulai punah. Peserta didik diperkenankan membawa permainan tradisional dari rumah, seperti bekel, tali dari karet dan dakon. 

Setelah upacara bendera selesai, peserta didik dan guru mulai bermain. Ada beberapa permainan tradisional yang dimainkan. Pertama, engklek tongkat dimainkan oleh minimal enam orang, mereka bermain sambil bernyanyi. Permainan engklek tongkat membutuhkan konsentrasi yang tinggi sebab bila tidak fokus maka kaki bisa terjepit tongkat. Permainan ini juga mengajarkan kepada kita tentang kekompakan dan kebersamaan.

Kedua, lompat tali minimal dimainkan oleh empat orang. Cara bermain lompat tali yaitu dua orang memegang tali dari karet mulai dari selutut, sepinggang, sedagu, sekuping, sekepala, sejengkal tangan di atas kepala, dan tangan diangkat ke atas dengan mengepal. Apabila pemain mampu melompat tanpa mengenai tali maka pemain dikatakan menang. Permainan lompat tali ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi pemenang kita harus mampu melewati semua tantangan dan tidak mudah untuk putus asa. 

Ketiga, dakon minimal dimainkan dua orang boleh laki-laki ataupun perempuan. Cara bermain dakon yaitu dengan mengisi tempat dakon dengan tujuh biji. Pemain biasanya suite untuk memulai permainan. Pemain yang menang suite akan mengisi lubang dakon sampai bijinya habis. Ketika berhenti di lubang yang berisi biji dia berhak untuk mengambil biji di dalam dakon. Begitu seterusnya. Namun apabila pemain berhenti di tempat dakon yang tidak ada bijinya maka akan digantikan lawanya. Makna permainan dakon yaitu untuk mengasah nalar dan ketajaman berfikir.

Keempat, bekelan dimainkan minimal dua orang. Bekelan umumnya dimainkan perempuan. Cara bemain bekelan yaitu pemain harus mampu menggenggam bekel dan bola dengan satu tangan. Setelah itu bola dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantulkan satu kali saja untuk mengubah posisi bekel kemudian mengambil satu, dua, tiga, dan empat bekel. Jika bola bekel menyentuh/memantul ke tanah maka pemain harus berhenti bermain, giliran pemain selajutnya. Begitu seterusnya.  Bermain bekelan akan melatih anak-anak untuk konsentrasi.

Kelima, gobak sodor dimainkan oleh dua grub yang terdiri dari 5 orang atau lebih. Cara bermain gobak sodor yaitu pemain menghadang pemain lawan supaya tidak melewati garis. Apabila pemain tersentuh pemain lawan maka pemain lawan yang bergantian bermain. Permainan gobak sodor mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah, kekompakan, dan kerja sama tim yang baik.

Begitu banyak manfaat dari bermain mainan tradisional. “Semua permainan tradisional tidak ada yang dimainkan sendiri, ini mengajarkan kepada kita semua bahwa kita hidup itu membutuhkan orang lain. Oleh sebab itulah permainan tradisional ini perlu kita lestarikan” tutur Bapak Sigit Purnomo selaku Waka Kesiswaan SMP Negeri 12 Malang ketika ditemui Tim Jurnalistik Dallas. (Oleh Fika Kelas 8F)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *